Halaman

Jumat, 31 Mei 2013

DASAR AKUSTIK

               Tata suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara pertunjukan, pertemuan, rekaman dan lain lain. Tata suara memainkan peranan penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari tata panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri. Tata suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar keras tanpa mengabaikan kualitas  suara-suara yang dikuatkan. 


Dasar Rencana Akustik
Masalah utama dalam perencanaan sistem penyuaraan umum ( Pubblic Address / PA ) adalah bising dan karakteristik tempat dimana sistem akan diinstalasi .
Bising dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu bising yang berasal dari dalam gedung sendiri dan dari luar gedung . Bising dalam gedung dapat dari suara sistem penyejuk ruangan, orang bicara, suara mesin atau apa saja yang terjadi dalam gedung sedang bising luar gedung bisa jadi bisingnya lalu lintas , aliran air, ombak laut atau apa saja yang terjadi dimanan itu berada . Bising ini dari waktu-kewaktu dapat berubah-ubah .
Karakteristik akustik akan menjadi problem jika sistem penyuaraan umum diinstal dalam gedung . Faktor utamanya adalah pengulangan ( reverberation ) dan gema ( echo ).
1.    Bising dan Tekanan Bunyi Loudspeaker
Jika level bising (noise) lebih tinggi dari level bunyi yang keluar dari loudspeaker maka bunyi dari loudspeaker tidak dapat didengar . Perbedaan level bunyi yang dibutuhkan antara bunyi loudspeaker (loudspeaker) dan level bising bervariasi tergantung dari jenis dan derajad dari bising, tetapi untuk perbedaan tekanan bunyi antara 6 dB sampai 10 dB sudah cukup untuk digunakan dan sekitar 3 dB cukup untuk digunakan sebagai musik latar belakang atau program musik lainnya .
 
Sebagai patokan tabel I berikut memperlihatkan level bising pada tempat yang berlainan.
TABEL
Tempat
Level (dB)
Dekat mesin jet
120
Bawah jembatan kereta api
100
Persimpanagan jalan
80
Bising kantor
60
Daerah pemukiman
40
Daun dihembus angin
20
Bunyi terdengar minimum
0



2.    Tekanan Bunyi Keluaran Speaker dan Pelemahan Bunyi.
2.1.Tekanan bunyi keluaran
Tekanan bunyi keluaran termasuk dalam spesifikasi loudspeaker, dimana memperlihatkan kuat suara yang dapat diproduksi oleh loudspeaker. Tekanan bunyi keluaran diukur dengan cara loudspeaker dicatu dengan sinyal 1 watt frekwensi 1 kHz sinus dan bunyi diukur dengan jarak 1 meter dari loudspeaker.


Tabel berikut contoh tekanan bunyi keluaran beberapa jenis loudspeaker
TABEL II
Jenis loudspeaker
Tekanan bunyi keluaran
Loudpseaker lagit-langit
85dB - 93dB
Loudspeaker Gimnasium Column
90dB - 106dB
Loudspeaker Corong/Horn
95dB - 110dB

Tabel berikut memperlihatkan penambahan bunyi bila loudspeaker dicatu dengan daya lebih dari 1 watt


TABEL III
Masukan speaker
tekanan bunyi penambahan
Masukan speaker
tekanan bunyi penambahan
Masukan speaker
tekanan bunyi penambahan
Masukan speaker
tekanan bunyi penambahan
1 watt
0 dB
7 watt
8.5 dB
16 watt
12 dB
50 watt
17 dB
2 watt
3 dB
8 watt
9 dB
20 watt
13 dB
60 watt
17.6 dB
3 watt
5 dB
9 watt
9.5 dB
25 watt
14 dB
70 watt
18.5 dB
4 watt
6 dB
10 watt
10 dB
30 watt
14.8 dB
80 watt
19 dB
5 watt
7 dB
13 watt
11 dB
32 watt
15 dB
90 watt
19.5 dB
6 watt
8 dB
15 watt
11.8 dB
40 watt
16 dB
100 watt
20 dB
Setiap masukan dua kali lipat memberikan penambahan 3 dB
Contoh :
1.     Sebuah loudspeaker mempunyai tekanan bunyi keluaran sebesar 92 dB (1 m, 1 Watt) bila diberi masukan sebesar 3 watt maka tekanan bunyi yang dihasilkan
92 dB + 5 dB = 97dB.
2.     Berapa watt yang harus diberikan pada masukan loudspeaker bila tekanan bunyi keluaran loudspeaker 95 dB dan diperlukan bunyi dengan tekanan 106 dB ?
Jawab :
Tekanan bunyi keluaran loudspeaker 95 dB dianggap sama dengan standar 0 dB. Maka bunyi dengan tekanan 106 dB mempunyai nilai yang sama dengan
= 106 dB - 95 dB
= 11 dB
Sesuai dengan tabel bahwa 11dB mempunyai masukan sebesar 13 watt.
Tekanan bunyi yang sama dapat diperoleh dengan penguat yang berdaya lebih rendah bila loudspeaker yang digunakan mempunyai efisiensi yang lebih besar. Sebagai contoh loudspeaker pertama mempunyai tekanan bunyi keluaran sebesar 87 dB, loudspeaker kedua mempunyai tekanan bunyi keluaran sebesar 90 dB. Untuk memperoleh tekanan bunyi 90 dB pada 1 meter loudspeaker pertama memerlukan masukan 2 watt dan yang kedua hanya 1 watt saja.
Bila sinyal 1 watt dicatukan pada dua loudspeaker yang mempunyai tekanan bunyi keluaran 90 dB maka akan dihasilkan bunyi sebesar 93 dB (bertambah 3 dB). Ini lebih menguntungkan bila diinginkan bunyi 93 dB dengan loudspeaker 90 dB diperlukan masukan 2 watt. Jika hal di atas untuk tiga loudspeaker maka akan diperoleh kalau loudspeaker dicatu dengan 3 watt.
Tabel berikut memperlihatkan tekanan bunyi bila dua loudspeaker atau lebih yang memiliki kapasitas yang sama diinstal pada tempat yang sama.
TABEL
Jumlah loudspeaker
Penambahan tekanan bunyi
Jumlah loudspeaker
Penambahan tekanan bunyi
1
0 dB
3
5 dB
2
3 dB
4
6 dB

Selain hal-hal yang telah diperhitungkan diatas, perhitungan bunyi harus ditambah dengan faktor puncak. Hal ini untuk menghindari terjadinya cacat bila sinyal informasi mengalami kenaikan amplitudo secara insidental. Untuk pembicaraan dan latar belakang musik faktor ini antara 6-10 dB dan untuk musik sampai 20 dB.

Tekanan bunyi yang diperlukan = Level bising + Beda tekanan bunyi yang diinginkan + Faktor puncak
 
 


2.2. Pelemahan Bunyi
Tekanan bunyi keluaran loudspeaker dapat berkurang dengan bertambahnya jarak. Kuat suara berkurang secara proporsional dengan kuadrat jaraknya. Tabel berikut memperlihatkan pelemahan terhadap jarak dalam ruang bebas (out door) dengan faktor angin, pantulan, tekanan udara, temperatur dan sebagainya tidak diperhitungkan.
TABEL V
Jarak
(meter)
Pelemahan
(dB)
Jarak
(meter)
Pelemahan
(dB)
Jarak
(meter)
Pelemahan
(dB)
1
0
14
23
50

2
6
15
23.5
56
35
3
9.5
18

60
35.5
4

20

64

5
14
22

70
37
6
15.5
25
28
80
38
7
17
28
29
90
39
8
18
30
29.5
100
40
9
19
32
30
150
43.5
10
20
36
31
200
46
11
21
40
32
300
49.5
113
22
45
33
400
52

Pelemahan bertambah 6 dB setiap penambahan jarak 2 kali lipat
Pelemahan bunyi dalam ruangan (in door) lebih rendah dibanding di luar ruangan hal ini tergantung dari karakteristik akustik ruangan. Secara umum sistem penyuaraan umum dirancang dengan pelemahan suara dalam ruangan bebas digunakan sebagai patokan dan digunakan sebagai faktor puncak.
Pelemahan bervariasi tergantung pula dengan frekwensi, pada frekwensi tinggi pelemahan lebih besar dibanding dengan fekwensi rendah.


 
Semoga bermanfaat bagi pembaca semua. !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar