Tata suara adalah suatu teknik pengaturan
peralatan suara atau bunyi pada suatu acara pertunjukan, pertemuan, rekaman dan
lain lain. Tata suara memainkan peranan penting dalam suatu pertunjukan
langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari tata panggung dan bahkan
acara pertunjukan itu sendiri. Tata suara erat kaitannya dengan pengaturan
penguatan suara agar bisa terdengar keras tanpa mengabaikan kualitas suara-suara yang dikuatkan.
Dasar Rencana Akustik
Masalah
utama dalam perencanaan sistem penyuaraan umum ( Pubblic Address / PA ) adalah
bising dan karakteristik tempat dimana sistem akan diinstalasi .
Bising
dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu bising yang berasal dari dalam gedung
sendiri dan dari luar gedung . Bising dalam gedung dapat dari suara sistem
penyejuk ruangan, orang bicara, suara mesin atau apa saja yang terjadi dalam
gedung sedang bising luar gedung bisa jadi bisingnya lalu lintas , aliran air,
ombak laut atau apa saja yang terjadi dimanan itu berada . Bising ini dari
waktu-kewaktu dapat berubah-ubah .
Karakteristik
akustik akan menjadi problem jika sistem penyuaraan umum diinstal dalam gedung
. Faktor utamanya adalah pengulangan ( reverberation ) dan gema ( echo ).
1. Bising dan Tekanan Bunyi Loudspeaker
Jika
level bising (noise) lebih tinggi dari level bunyi yang keluar dari loudspeaker
maka bunyi dari loudspeaker tidak dapat didengar . Perbedaan level bunyi yang
dibutuhkan antara bunyi loudspeaker (loudspeaker) dan level bising bervariasi
tergantung dari jenis dan derajad dari bising, tetapi untuk perbedaan tekanan
bunyi antara 6 dB sampai 10 dB sudah cukup untuk digunakan dan sekitar 3 dB cukup
untuk digunakan sebagai musik latar belakang atau program musik lainnya .
Sebagai patokan tabel I berikut memperlihatkan level bising
pada tempat yang berlainan.
TABEL
Tempat
|
Level (dB)
|
Dekat mesin jet
|
120
|
Bawah jembatan kereta api
|
100
|
Persimpanagan jalan
|
80
|
Bising kantor
|
60
|
Daerah pemukiman
|
40
|
Daun dihembus angin
|
20
|
Bunyi terdengar minimum
|
0
|
2.
Tekanan Bunyi Keluaran
Speaker dan Pelemahan Bunyi.
2.1.Tekanan bunyi keluaran
Tekanan
bunyi keluaran termasuk dalam spesifikasi loudspeaker, dimana memperlihatkan
kuat suara yang dapat diproduksi oleh loudspeaker. Tekanan bunyi keluaran
diukur dengan cara loudspeaker dicatu dengan sinyal 1 watt frekwensi 1 kHz
sinus dan bunyi diukur dengan jarak 1 meter dari loudspeaker.
Tabel
berikut contoh tekanan bunyi keluaran beberapa jenis loudspeaker
TABEL II
Jenis
loudspeaker
|
Tekanan
bunyi keluaran
|
Loudpseaker lagit-langit
|
85dB
- 93dB
|
Loudspeaker Gimnasium Column
|
90dB
- 106dB
|
Loudspeaker Corong/Horn
|
95dB
- 110dB
|
Tabel
berikut memperlihatkan penambahan bunyi bila loudspeaker dicatu dengan daya lebih
dari 1 watt
TABEL
III
Masukan
speaker
|
tekanan bunyi penambahan
|
Masukan
speaker
|
tekanan bunyi penambahan
|
Masukan
speaker
|
tekanan bunyi penambahan
|
Masukan
speaker
|
tekanan bunyi penambahan
|
1 watt
|
0 dB
|
7 watt
|
8.5 dB
|
16 watt
|
12 dB
|
50 watt
|
17 dB
|
2 watt
|
3 dB
|
8 watt
|
9 dB
|
20 watt
|
13 dB
|
60 watt
|
17.6 dB
|
3 watt
|
5 dB
|
9 watt
|
9.5 dB
|
25 watt
|
14 dB
|
70 watt
|
18.5 dB
|
4 watt
|
6 dB
|
10 watt
|
10 dB
|
30 watt
|
14.8 dB
|
80 watt
|
19 dB
|
5 watt
|
7 dB
|
13 watt
|
11 dB
|
32 watt
|
15 dB
|
90 watt
|
19.5 dB
|
6 watt
|
8 dB
|
15 watt
|
11.8 dB
|
40 watt
|
16 dB
|
100 watt
|
20 dB
|
Setiap
masukan dua kali lipat memberikan penambahan 3 dB
Contoh :
1.
Sebuah loudspeaker mempunyai tekanan bunyi
keluaran sebesar 92 dB (1 m, 1 Watt) bila diberi masukan sebesar 3 watt maka
tekanan bunyi yang dihasilkan
92 dB + 5 dB = 97dB.
2.
Berapa watt yang harus diberikan pada masukan
loudspeaker bila tekanan bunyi keluaran loudspeaker 95 dB dan diperlukan bunyi
dengan tekanan 106 dB ?
Jawab :
Tekanan bunyi
keluaran loudspeaker 95 dB dianggap sama dengan standar 0 dB. Maka bunyi dengan
tekanan 106 dB mempunyai nilai yang sama dengan
= 106 dB - 95 dB
=
11 dB
Sesuai
dengan tabel bahwa 11dB mempunyai masukan sebesar 13 watt.
Tekanan bunyi yang sama dapat diperoleh
dengan penguat yang berdaya lebih rendah bila loudspeaker yang digunakan
mempunyai efisiensi yang lebih besar. Sebagai contoh loudspeaker pertama
mempunyai tekanan bunyi keluaran sebesar 87 dB, loudspeaker kedua mempunyai
tekanan bunyi keluaran sebesar 90 dB. Untuk memperoleh tekanan bunyi 90 dB pada
1 meter loudspeaker pertama memerlukan masukan 2 watt dan yang kedua hanya 1
watt saja.
Bila sinyal 1 watt dicatukan pada dua loudspeaker
yang mempunyai tekanan bunyi keluaran 90 dB maka akan dihasilkan bunyi sebesar
93 dB (bertambah 3 dB). Ini lebih menguntungkan bila diinginkan bunyi 93 dB
dengan loudspeaker 90 dB diperlukan masukan 2 watt. Jika hal di atas untuk tiga
loudspeaker maka akan diperoleh kalau loudspeaker dicatu dengan 3 watt.
Tabel
berikut memperlihatkan tekanan bunyi bila dua loudspeaker atau lebih yang
memiliki kapasitas yang sama diinstal pada tempat yang sama.
TABEL
Jumlah loudspeaker
|
Penambahan tekanan bunyi
|
Jumlah loudspeaker
|
Penambahan tekanan bunyi
|
1
|
0
dB
|
3
|
5
dB
|
2
|
3
dB
|
4
|
6
dB
|
Selain hal-hal yang telah diperhitungkan diatas, perhitungan
bunyi harus ditambah dengan faktor puncak. Hal ini untuk menghindari terjadinya
cacat bila sinyal informasi mengalami kenaikan amplitudo secara insidental.
Untuk pembicaraan dan latar belakang musik faktor ini antara 6-10 dB dan untuk
musik sampai 20 dB.
|
2.2. Pelemahan Bunyi
Tekanan bunyi keluaran loudspeaker dapat
berkurang dengan bertambahnya jarak. Kuat suara berkurang secara proporsional
dengan kuadrat jaraknya. Tabel berikut memperlihatkan pelemahan terhadap jarak
dalam ruang bebas (out door) dengan faktor angin, pantulan, tekanan udara,
temperatur dan sebagainya tidak diperhitungkan.
TABEL V
Jarak
(meter)
|
Pelemahan
(dB)
|
Jarak
(meter)
|
Pelemahan
(dB)
|
Jarak
(meter)
|
Pelemahan
(dB)
|
1
|
0
|
14
|
23
|
50
|
|
2
|
6
|
15
|
23.5
|
56
|
35
|
3
|
9.5
|
18
|
|
60
|
35.5
|
4
|
|
20
|
|
64
|
|
5
|
14
|
22
|
|
70
|
37
|
6
|
15.5
|
25
|
28
|
80
|
38
|
7
|
17
|
28
|
29
|
90
|
39
|
8
|
18
|
30
|
29.5
|
100
|
40
|
9
|
19
|
32
|
30
|
150
|
43.5
|
10
|
20
|
36
|
31
|
200
|
46
|
11
|
21
|
40
|
32
|
300
|
49.5
|
113
|
22
|
45
|
33
|
400
|
52
|
Pelemahan
bertambah 6 dB setiap penambahan jarak 2 kali lipat
Pelemahan bunyi dalam ruangan (in door)
lebih rendah dibanding di luar ruangan hal ini tergantung dari karakteristik
akustik ruangan. Secara umum sistem penyuaraan umum dirancang dengan pelemahan
suara dalam ruangan bebas digunakan sebagai patokan dan digunakan sebagai
faktor puncak.
Pelemahan bervariasi tergantung pula
dengan frekwensi, pada frekwensi tinggi pelemahan lebih besar dibanding dengan
fekwensi rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar